Suka Berpura-pura Sakit? Awas Gejala Sindrom Munchausen

Tidak perlu berpura-pura demi dapatkan perhatian...

Siapa yang tidak ingin menjadi pusat perhatian? Minimal selalu mendapat perhatian dari orang-orang terkasih. Tapi kadang perhatian yang kita dapat tidak sesuai dengan ekspektasi. Jadilah kita kecewa dan melakukan apa saja demi mendapat perhatian lebih.

Sayangnya, tidak sedikit yang melakukannya dengan cara buruk, seperti pura-pura sakit atau malah sengaja menyakiti dirinya sendiri. Ternyata perilaku gemar berpura-pura sakit ini bisa dijelaskan secara medis.

Mari berkenalan dengan sindrom Munchausen...

Suka Berpura-pura Sakit? Awas Gejala Sindrom Munchausenmedisite.fr

Dikutip dari wikipedia.org, perilaku suka berpura-pura sakit atau menyakiti diri sendiri ini disebut Sindrom Munchausen. Sindrom ini merupakan gangguan mental berbahaya yang bisa mendatangkan penyakit fisik. Jika penderita sindrom Munchausen dibiarkan atau malah dijauhi, ia bisa bertindak semakin parah sampai ke taraf melukai diri sendiri.

Sindrom Munchausen sudah lama menjadi perhatian para psikolog dan dokter kejiwaan. Apalagi di era milenial ini, gaya hidup masyarakat urban dipadukan dengan sosial media, cukup kuat menjadi penyebab orang-orang menjadi haus perhatian.

Sakit atau menderita masih dipercaya banyak orang sebagai kondisi yang butuh perhatian lebih. Makanya penderita sindrom Munchausen membuat dirinya dalam kondisi sakit agar orang-orang sekitar iba lalu bersimpati.

Kenali gejalanya sejak dini.

Suka Berpura-pura Sakit? Awas Gejala Sindrom Munchausenhellosehat.com

Gejala yang ditunjukkan seorang yang terjangkit sindrom Munchausen adalah sebagai berikut:

1. Suka mendramatisir suatu penyakit, membuat cerita karangan bahwa dirinya mengidap penyakit tertentu

2. Mengaku sakit tapi menunjukkan gejala yang aneh dan tidak konsisten. Jika normalnya orang meriang itu menggigil kedinginan dan badannya demam, ia hanya berlagak menggigil tapi suhu badannya relatif normal.

3. Tahu banyak tentang seluk beluk penyakit dan istilah medis untuk memperkuat kebohongannya.

4. Sering meminta obat pereda rasa sakit agar orang-orang percaya bahwa ia merasakan nyeri hebat di tubuhnya.

5. Sering berganti-ganti dokter dan rumah sakit, juga semangat untuk menjalani rawat inap atau pengobatan lain.

6. Keadaan fisiknya memburuk tanpa sebab yang jelas.

7.  Melukai dirinya sendiri atau membuat penyakit dengan sengaja. Bisa dengan sengaja tidak makan berhari-hari, meminum racun, atau menyayat kulitnya.

Apa penyebabnya?

Suka Berpura-pura Sakit? Awas Gejala Sindrom Munchausenmims.com

Dikutip dari medical-best-help.com, sampai saat ini masih sulit mengidentifikasi gejala awal seseorang terkena sindrom Munchausen. Karena awalnya mereka mengaku sakit seperti orang sakit lainnya. Kondisi psikis mereka yang sengaja dibuat tertekan justru memperburuk kesehatan fisik, sehingga pemeriksaan medis memang menunjukkan adanya sedikit gangguan kesehatan.

Orang-orang yang terjangkit sindrom ini biasanya memiliki trauma masa lalu pernah dikucilkan, dicemooh karena suatu alasan, atau tertekan karena masalah berat. Sebagian kecil penderita Munchausen disebabkan juga karena sudah pernah menderita penyakit parah di masa lalu. Sehingga setelah dinyatakan sembuh muncul ketakutan akan terjangkit penyakit itu lagi.

Usahakan selalu berpikir positif!

Suka Berpura-pura Sakit? Awas Gejala Sindrom Munchausenglitzmedia.com

Jangan pernah meremehkan kekuatan pikiran. Apa yang kamu pikirkan, maka itu juga yang diterima tubuhmu sebagai sinyal. Itulah pentingnya untuk selalu berpikir positif.

Jadikan dirimu bermanfaat dan berprestasi, maka orang-orang akan memperhatikan tanpa diminta. Tidak perlu berpura-pura sakit atau menyakiti diri untuk menarik simpati. Cintailah dirimu sendiri. Karena tubuhmu adalah satu-satunya harta yang menemanimu sampai ujung usia.

Dian Arthasalina Photo Verified Writer Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya